KOTA BEKASI – Ribuan warga Rawalumbu, Kota Bekasi, sempat panik dan kelimpungan pada Rabu (15/10) siang, ketika aliran gas rumah tangga tiba-tiba mati total. Belakangan diketahui, penyebabnya adalah kebocoran pipa gas milik PT Sinergi Patriot Bekasi (Perseroda) yang terkena alat berat saat pengerukan saluran drainase di kawasan Jembatan 10 Rawalumbu.
Direktur PT Sinergi Patriot Maju, M. Aldo Sirait, menegaskan kebocoran pipa gas itu murni akibat kurangnya koordinasi antarinstansi. Pengerjaan pengerukan dilakukan oleh pihak BMSDA (Bina Marga dan Sumber Daya Air) tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pengelola jaringan gas kota.
“Operator di lapangan tidak tahu kalau di dasar aliran kali ada pipa gas. Saat pengerukan dilakukan terlalu dalam, beko mengenai pipa kami hingga bocor,” ujar Aldo saat ditemui di lokasi, Jumat (17/10).
Kebocoran yang terjadi sekitar pukul 13.30 WIB itu sempat membuat semburan air bercampur gas muncul setinggi hampir satu meter dari dasar kali. Warga yang melintas pun panik dan menjauh dari lokasi. Petugas langsung menutup katup utama (valve) untuk menghentikan aliran gas dan mencegah risiko lebih besar.
“Langkah pertama kami adalah menutup valve utama agar tidak ada gas yang keluar. Medannya sulit karena posisi pipa berada dua meter di bawah dasar saluran, dan airnya deras sekali. Kami bahkan harus minta bantuan BMSDA untuk membuat tanggul sementara agar air bisa disedot dan lokasi pengerjaan kering,” tambah Aldo.
Setelah berjam-jam bekerja, tim teknis berhasil menambal dan menyambung kembali pipa yang bocor sekitar pukul 20.00 WIB. Namun, karena perlu proses pendinginan dua jam, aliran gas baru normal kembali sekitar pukul 22.00 WIB Kamis malam.
“Tidak sampai 12 jam sejak kejadian, perbaikan sudah selesai dan gas kembali mengalir,” kata Aldo.
Meski demikian, dampaknya cukup besar. Sedikitnya 4.800 pelanggan di wilayah Rawalumbu terdampak pemutusan sementara jaringan gas. Usaha rumah tangga seperti laundry, warung makan, hingga bengkel las, semua lumpuh karena tergantung pasokan gas dari jaringan kota.
Salah satunya dialami Siti Robiyatul, pekerja laundry di sekitar lokasi kejadian. “Biasanya kami pakai gas alam buat setrika uap. Tapi waktu bocor itu nggak bisa dipakai sama sekali. Baru bisa nyala lagi keesokan paginya sekitar jam delapan,” ujarnya.
PT Sinergi Patriot Bekasi memastikan tidak ada kerugian besar secara fisik, karena kerusakan hanya di satu titik. Namun, potensi kerugian nonmateri cukup terasa akibat distribusi gas yang terhenti.
“Yang rusak cuma satu titik, tapi sesuai SOP, pipa yang diganti harus sepanjang lima meter. Kalau soal kompensasi ke pelanggan, tidak ada, sama seperti PLN kalau mati listrik. Tapi kami minta maaf atas ketidaknyamanan ini,” ujar Aldo.
Ia juga menegaskan perlunya koordinasi lintas instansi agar kejadian serupa tak terulang. “Kami berharap setiap dinas atau pihak yang akan melakukan pekerjaan di wilayah jaringan pipa gas menyampaikan rencananya. Sekarang kan gampang, bisa lewat surat, email, atau WhatsApp. Kami bisa kasih peta titik-titik pipa agar aman,” katanya menegaskan.